PENGEMBANGAN APLIKASI BERBASIS
WEB
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia
adalah Negara kepulauan dengan berbagai kemajemukan
bangsa dan kebudayaan. Kebudayaan
Indonesia mempunyai ragam yang sangat kompleks
mulai dari upacara-upacara adat, pakaian adat, rumah adat,
cerita rakyat, sampai pada kesenian daerah. Kekayaan
budaya itu merupakan salah satu kelebihan dan kebanggaan bangsa
Indonesia, namun banyak generasi-generasi muda bangsa yang pengetahuannya
sangat minim akan kebudayaannya sendiri khususnya kesenian
daerah. Muchlis (1995) lagu daerah di Indonesia yang teridentifikasi berjumlah
201 lagu. Lagu daerah merupakan lagu kedaerahan yang mencerminkan tentang
budaya dan adat istiadat daerah. Lagu
daerah diciptakan oleh seseorang pribumi dari daerah tersebut. Lirik serta bahasa yang digunakannya juga menggunakan
bahasa daerah masing-masing. Lagu daerah hanya bersifat kedaerahan sehingga tidak
populer secara nasional.
Lagu
daerah Indonesia merupakan salah satu bentuk kebudayaan
dan kesenian daerah yang terlupakan kehadirannya. Minat masyarakat
terhadap lagu daerah menurun seiring berkembangnya musik-musik
popular dan
lagu-lagu asing.
Hal ini paling terasa di kota-kota besar
sebagai pusat arus globalisasi. Semakin banyak kemajuan yang terjadi justru semakin
besar masyarakat terbawa arus globalisasi dan mulai melupakan lagu daerahnya
sendiri. Pada Tahun 2007 hingga 2012 Malaysia sudah 7 kali mengakuisisi budaya
Indonesia sebagai warisan budaya Indonesia. Salah satunya adalah pada Desember
2008 lagu daerah Maluku yang berjudul Rasa
Sayange diklaim sebagai lagu daerah bangsa Jiran. Pengklaiman ini merupakan
salah satu bentuk ketidakpedulian bangsa Indonesia dengan lagu daerahnya
sendiri.
Dilansir dari Ambon Ekspress, nasionalisme generasi
muda dari tingkat SD hingga SMA mulai tergerus dengan peradaban asing. Banyak siswa yang tidak mengetahui lagu dari
daerahnya sendiri sehingga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru menerapkan
kebijakan menghafalkan lagu daerah di sekolah. Masyarakat modern sibuk
mengikuti arus globalisasi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, namun
lupa untuk melestarikan budayanya sendiri. Selain itu, Antara News juga
memperlihatkan bahwa pesatnya perkembangan lagu-lagu modern seperti jenis
dangdut, pop, dan rock telah menyebabkan lunturnya penggunaan lagu-lagu daerah.
Antara News mengkaji bahwa masyarakat akan lebih riuh gemuruh bersenandung
dengan lagu-lagu pop nasional dan akan menjadi bisu jika dilantunkan lagu
daerah, bahkan lagu tersebut dari daerahnya sendiri. Tempo Institut.org juga
mengklaim bahwa lagu-lagu daerah kian tergerus dengan lagu-lagu kontemporer
sehingga lagu-lagu warisan nenek moyang menjadi ditinggalkan.
Saat
ini teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
umat manusia. Pekerjaan dalam semua bidang bergantung pada produk-produk teknologi informasi
dan komunikasi. Hal ini untuk mendukung
keberhasilan aktivitas yang dilakukan dalam berbagai bidang-bidang
tersebut. Berdasarkan Internet World Stats
pada November 2015, Indonesia berada di peringkat keempat pengguna Internet
dari 10 negara pengguna Internet terbesar di Asia. Pengguna internet di
Indonesia mencapai 78 juta jiwa. Rasio pengguna internet Indonesia menjadi
30,5% dari jumlah penduduk saat ini. Indonesia memperlihatkan bahwa
aplikasi-aplikasi yang menggunakan internet akan lebih berkembang.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaiaman
membuat revitalisasi
menggunakan aplikasi berbasis web?
2.
Bagaimana revitalisasi lagu-lagu daerah menggunakan
aplikasi berbasis web?
C.
TUJUAN
1.
Bagaiaman
membuat revitalisasi
menggunakan aplikasi berbasis web?
2.
Bagaimana revitalisasi
lagu-lagu daerah menggunakan aplikasi berbasis web?
D.
PEMBAHASAN
1.
Revitalisasi Lagu Daerah
Salah satu kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia adalah lagu daerah. Lagu daerah merupakan lagu
yang berasal dari suatu daerah tertentu yang dinyanyikan oleh rakyat daerah
tersebut. Lagu-lagu daerah pada umumnya bertemakan hal-hal yang ringan seperti
kegiatan sehari-hari, agar lagu tersebut mudah diingat oleh rakyat di daerah
mana lagu itu berasal. Lagu daerah
biasanya digunakan untuk upacara adat, permainan anak-anak, pernikahan, kidung,
dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, revitalisasi adalah perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. Revitalisasi
lagu-lagu daerah merupakan menggiatkan kembali lagu-lagu daerah. Ada beberapa
fungsi revitalisasi lagu-lagu daerah, yaitu:
1)
Mencegah Punahnya lagu daerah
Masuknya budaya asing dan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi membuat pencampuran budaya
yang sangat besar. Budaya asing yang amsuk ke Indonesia tidak dapat disaring
lagi karena terbukanya dunia global pada era saat ini. Budaya asing kian
mempengaruhi budaya indonesia. Bahkan generasi muda saat ini lebih mengenal dan
menghafal lagu-lagu asing seperti K-Pop, Hollywod
dll. Masuknya budaya asing ini tak dapat dipungkiri dari sektor teknologi
informasi yang sangat berkembang pesat. Dunia seperti tak memiliki batas. Akses
budaya apapun dapat dilihat dengan mudah.
Selain pengaruh budaya asing,
lagu populer di Negeri sendiri pun sangat mempengaruhi lagu daerah. Kepopuleran
lagu pop, rock, dangdut, sampai jazz
lantas membuat lagu daerah menjadi tidak berdaya. Lagu daerah berada pada
posisi terendah dan hampir punah. Maka tak heran, hanya beberapa lagu daerah
yang sering dilantunkan padahal jumlah lagu daerah di Indonesia dengan
keanekaragaman budaya yang sangat banyak memiliki lagu daerah yang banyak pula.
2)
Meningkatkan Rasa Bangga terhadap Daerah Sendiri
Lagu daerah dapat meningkatkan rasa bangga terhadap
daerah sendiri. Generasi muda harus mengetahui bahwa derahnya punya banyak
sekali lagu daerah dari makna yangs angat ringan hingga makna lagu-lagu yang
bertemakan adat dan kebudayaan dari
daerah tersebut. Lagu daerah merupakan identitas dari daerah tersebut. Lagu
daerah juga mencerminkan karakter dari sebuah daerah. Lagu daerah harus
dijunjung tinggi dan di kenali dengan baik, karena lagu daerah merupakan aset
adat istiadat yang sangat baik dalam pengenalan kebudayaan nenek moyang bagi
generasi muda pada daerah tersebut.
3)
Indonesia sebagai Pengguna Internet Nomor empat terbesar
di ASIA
Berdasarkan Internet World Stats pada November 2015,
Indonesia berada di peringkat keempat pengguna Internet dari 10 negara pengguna
Internet terbesar di Asia. Pengguna internet di Indonesia mencapai 78 juta
jiwa. Rasio pengguna internet Indonesia menjadi 30,5% dari jumlah penduduk saat
ini. Indonesia memperlihatkan bahwa aplikasi-aplikasi yang menggunakan internet
akan lebih berkembang.
Gambar 1.1 Pengguna
internet terbesar di ASIA
2.
Aplikasi Web
Web pertama kali diperkenalkan pada tahun
1992. Hal ini sebagai hasil usaha pengembangan yang dilakukan CERN
di Swiss. Internet dan web adalah dua hal yang berbeda. Internet yaitu
yang dapat menampilkan web-nya, sedangkan web adalah yang ditampilkannya
yang berupa susunan dari halaman-halaman yang menggunakan
teknologi web dan saling berkaitan satu sama lain. Suatu
standar teknologi web saat ini sudah tersusun, meskipun penerapannya
belum didukung oleh seluruh pengembang web. Standar ini
disusun oleh suatu badan yaitu World Wide Web Consortium (W3C). Standar
ini dibutuhkan karena semakin banyaknya variasi dalam teknologi
web sehingga terkadang satu sama lain tidak kompatibel. Suatu aplikasi
web (bahasa Inggris: web application atau sering disingkat webapp)
adalah suatu aplikasi yang
diakses menggunakan penjelajah web melalui suatu jaringan seperti Internet atau intranet. Adapun Gambaran rincian aplikasi web, terbagi
menjadi 3 (tiga) lapisan model, yaitu:
Gambar 1.2 Web
Model Application
Aplikasi web merupakan
sebuah aplikasi yang mengunakan teknologi browser untuk menjalankan aplikasi
dan diakses melalui jaringan computer. Secara konsep
aplikasi web merupakan aplikasi yang diakses mengunakan web berowser melalui
jaringan internet atau intranet. Aplikasi web juga merupakan suatu perangkat
lunak komputer yang dikodekan dalam bahasa pemrograman yang mendukung perangkat
lunak berbasis web seperti HTML, JavaScript, CSS, Ruby, Python, Php, Java dan
bahasa pemrograman lainnya. Aplikasi web memiliki keunggulan sebagai berikut:
·
Kita dapat
menjalankan aplikasi berbasis web dimanapun kapanpun tanpa harus melakukan
penginstalan
·
Terkait dengan
isu lisensi (hak cipta), kita tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan
web-based application, sebab lisensi telah menjadi tanggung jawab dari web
penyedia aplikasi
·
Dapat dijalankan
di sistem operasi manapun. Tidak perduli apakah kita menggunakan linux,
windows, aplikasi berbasis web dapat dijalankan asalkan kita memiliki browser
dan akses internet
·
Dapat diakses
lewat banyak media seperti: computer, handheld dan handphone yang sudah sesuai
dengan standard WAP
·
Tidak perlu
spesifikasi computer yang tingggi untuk menggunakan aplikasi berbasis web ini,
sebab di beberapa kasus, sebagian besar proses dilakukan di web server penyedia
aplikasi berbasis web ini.
1)
Deskripsi Aplikasi Web
Aplikasi berbasis web adalah sebuah web statis yang bisa diakses oleh semua
perangkat desktop yang terkoneksi internet. Aplikasi
web ini dapat diakses oleh semua pihak dengan menggunakan
semua web browser, namun disarankan menggunakan versi browser yang terbaru. Aplikasi
berbasis web ini akan menampilkan dan memutar lagu-lagu tradisional Indonesia
sesuai dengan daerah yang dipilih oleh pengguna.
2) Batasan Masalah
Asumsi dan ruang
lingkup permasalahan yang dikerjakan dalam analisis ini adalah:
·
Aplikasi
web ini dikhususkan untuk informasi lagu daerah yang bisa didengarkan langsung
ketika mengklik fitur yang ada.
·
Semua
pengguna dapat mengakses web ini tanpa menggunakan akun apa pun. Sehingga
bersifat layak society public services.
·
Penggunaan aplikasi web ini difokuskan
pada perangkat desktop atau laptop.
3) Desain Layout Aplikasi Web
Gambar 2.1 Halaman Depan Website
Gambar diatas adalah
tampilan awal dari aplikasi web pengenalan lagu-lagu tradisional Indonesia. User diberikan 3 buah menu pilihan yakni
1) pengembang: menu tersebut akan mengarahkan pengunjung untuk melihat
identitas dari pengembang aplikasi web ini. 2) panduan: berisikan cara
pengoperasioan aplikasi web pengenalan lagu tradisional Indonesia. 3) masuk:
digunakan untuk memasuki menu yang menjadi indeks dari daerah-daerah di
Indonesia.
Halaman
pengembang:
Gambar 2.2 Halaman Pengembang
Halaman
petunjuk penggunaan:
Gambar 2.3 Halaman Petunjuk
Penggunaan
Gambar 2.4 Halaman Peta Lokasi
Pada gambar di atas
pengunjung akan menjumpai nama-nama provinsi di Indonesia. Ketika pengunjung
memilih salah satu provinsi, maka pengunjung akan diarahkan untuk menuju
halaman daftar lagu-lagu tradisional berdasarkan daerah yang sudah dipilih oleh
pengunjung.
Gambar 2.5 Halaman Lagu-Lagu Adat
Beberapa gambar
tersebut merupakan prototype dari aplikasi web pengenalan lagu tradisional
Indonesia, aplikasi masih dalam tahap pengembangan agar bisa menjadi lebih
baik.
E.
KESIMPULAN
Lagu-lagu daerah
memerlukan revitalisasi sebagai pengembangan karakter bangsa. Salah satu upaya dalam merevitalisasi lagu
daerah melalui aplikasi berbasis web karena seluruh aktivitas masyarakat
bertumpu pada teknologi indormasi dan komunikasi dengan pengguna internet
berjumlah 78 juta yang memiliki rasio 30,5% dari jumlah penduduk di Indonesia.
F.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ambon Ekspress. 16 September 2015. Siswa Diwajibkan Mengetahui Lagu-Lagu Nasional dan Daerah, (http://ambonekspres.fajar.co.id), diakses
Agustus 2016.
·
Antara News. 30 Oktober 2007. Lagu Daerah Sudah Mulai Dilupakan, (http://antaranews.com), diakses
Agustus 2016.
·
Muchlis. 1995. Lagu-Lagu
untuk Sekolah Dasar dan Lnajutan: Lagu Rakyat. Jakarta: Jakarta Mustika.
·
Nisita, Dian. 2012. Lagu
Daerah, Riwayatmu Kini, (Online), (http://tempo-institute.org), diakses
Agustus 2016.